Refleksi Makna Kemerdekaan di Lapas Permisan : Perjuangan, Persaudaraan, dan Ketulusan

    Refleksi Makna Kemerdekaan di Lapas Permisan : Perjuangan, Persaudaraan, dan Ketulusan
    Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Permisan Nusakambangan menggelar kegiatan pembinaan kerohanian Islam di Masjid At-Tawwabun, Selasa (13/08).

    NUSAKAMBANGAN - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Permisan Nusakambangan menggelar kegiatan pembinaan kerohanian Islam di Masjid At-Tawwabun, Selasa (13/08).

    Kegiatan ini dihadiri oleh warga binaan pemasyarakatan muslim dan dipandu oleh Ustadz Sahlan Nasir dari Bazma Cilacap. Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Sahlan membahas mengenai makna kemerdekaan sebuah bangsa dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Materi yang disampaikan oleh Ustadz Sahlan sangat menggugah hati dan mendorong warga binaan untuk merenungkan kembali arti dari kemerdekaan.

    Ustadz Sahlan mengawali materi dengan menegaskan bahwa kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya sebuah kemenangan. “Kemenangan mustahil didapatkan tanpa perjuangan, ” ujar beliau. Beliau menekankan bahwa perjuangan yang dimaksud tidak hanya sekedar berjuang secara fisik, tetapi juga melalui kebersamaan dan persaudaraan. “Perjuangan tidak akan berarti tanpa adanya sebuah kebersamaan dan persaudaraan, ” tambahnya.

    Lebih lanjut, Ustadz Sahlan menyampaikan bahwa persaudaraan sejati hanya bisa tercapai dengan ketulusan hati. Namun, ketulusan saja tidak cukup tanpa didasari oleh ilmu yang benar. 

    “Ketulusan tidak ada manfaatnya tanpa didasari dengan ilmu, ” tegasnya. Menurut Ustadz Sahlan, ilmu menjadi landasan penting dalam membangun sebuah bangsa yang merdeka, baik dari segi moral, sosial, maupun penegakan hukum.

    Selain itu, Ustadz Sahlan juga memberikan motivasi kepada para warga binaan untuk tetap bersabar dalam menghadapi setiap cobaan. “Bersabarlah kalian, karena sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian sebuah zaman kecuali zaman itu lebih rusak dari sebelumnya sampai kalian menemui Tuhan kalian, ” katanya. 

    Beliau berharap para warga binaan dapat mengambil hikmah dari setiap proses yang mereka jalani di dalam lapas, sehingga kelak dapat menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat.

    Dalam penutupannya, Ustadz Sahlan menekankan bahwa bentuk kemerdekaan sejati adalah membangun moral, membangun sosial, dan penegakan hukum. 

    “Kemerdekaan yang hakiki adalah ketika kita bisa membangun diri kita menjadi lebih baik, berkontribusi untuk masyarakat, dan menaati hukum yang berlaku, ” ujar Ustadz Sahlan. Para warga binaan terlihat antusias dan terinspirasi dengan materi yang disampaikan, dan mereka berharap dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.


    #kumhamPASTI
    #kemenkumham_ri
    #ditjenpas
    #kanwilkemenkumhamjateng
    #diarykemenkumham
    #lapaspermisan

    Candra Putra

    Candra Putra

    Artikel Sebelumnya

    Kalapas Permisan Ikuti Giat Jalan Sehat...

    Artikel Berikutnya

    Pegawai Lapas Permisan Hadiri Upacara Peringatan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now
    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Satlantas Polres Semarang Raih Juara 1 Kinerja Terbaik! Bukti Nyata Layanan Cepat dan Responsif untuk Masyarakat

    Ikuti Kami